Kategori: Penerbitan

DUNIA PENERBITAN DAN PROSES LAHIRNYA SEBUAH BUKU

Penerbitan sebuah buku melalu proses yang panjang dan memiliki banyak rintangan. Setidaknya ada 4 rekanan yang terlibat dalam penerbitan sebuah buku sehingga sampai di tangan seorang pembaca, yaitu pengarang, penerbit, percetakan, dan distributor. Buku dalam hal ini berarti semua karya yang diterbitkan melalui penerbit dan percetakan, jadi termasuk juga buku, majalah, buklet, dan lain-lain.

 

Penerbit

Suatu badan usaha yang mengkoordinasi 4 rekanan tersebut diatas. Untuk penerbit besar biasanya keempat unsur itu ada pada satu badan usaha. Namun tidak demikian dengan penerbit pemula dan berskala kecil dimana keempat unsur tersebut lebih sering berdiri masing-masing.

Ilustrasi dunia penerbitan :

 

Pengarang

 

 

 

Penerbit                       Percetakan

 

 

Distributor

 

Jenis Penerbit Menurut Buku Terbitannya

Secara lebih luas, penerbit dapat kita golongkan antara lain menurut jenis terbitannya. Dari sudut ini kita mengenal tiga kelompok besar penerbit, yaitu penerbit buku umum, penerbit buku anak-anak, dan penerbit khusus. Kelompok yang terakhir ini dapat dibagi lagi menjadi penerbit buku pelqjqran sekolah dasar dan menengah, penerbit buku universitas, dan penerbit buku ilmiah.

  • Penerbit Buku Umum

Pembaca sasaran penerbit ini adalah khalayak ramai yang sudah tentu sangat beragam, sukar dikenali, dan sukar diperkirakan. Porsi terbesar karya penerbit jenis ini adalah buku fiksi. Dalam hal ini, pengarang yang sudah sukses dan terkenal merupakan kekayaan penerbit yang tak ternilai. Puncak penjualan buku umum biasanya dicapai pada setahun pertama penerbitan, yaitu pada saat penerbit mempromosikan buku-buku terbitan terbarunya.

  • Penerbit Buku Anak-Anak

Pada penerbit jenbis ini, judul-judul lama merupakan modal utama karena pada umumnya buku anak-anak yang klasik selalu dicetak ulang. Agar menarik buat pembaca yang masih kecil-kecil, buku anak-anak biasanya sarat warna, sehingga biaya produksinya besar. Untuk mengatasi biaya besar itu, penerbit sering bekerja sama dengan penerbit lain. Khusunya penerbit luar negri untuk menerbitkan judul yang sama.

  • Penerbit Buku Khusus

Dalam kelompok ini terdapat penerbit buku pelajaran sekolah dasar dan menengah (selanjutnya disebut penerbit buku sekolah), penerbit buku universitas, dan penerbit buku ilmiah. Diperkirakan 65% penerbit di Indonesia bergerak dalam penerbitan buku sekolah (termasuk buku anak-anak), dan sekitar 15% menerbitkan buku universitas. Penerbit buku ilmiah jumlahnya sangat sedikit, diperkirakan tidak sampai 5% (ceramah ketua IKAPI, Juli 1990).

 

Adapun Tugas Penerbit adalah :

  1. Mencari naskah

Naskah bisa dicari dengan dua cara yaitu “hunting” dan naskah yang datang sendiri. Namun tidak semua naskah diterbitkan, faktor yang diperhatikan adalah :

  • Pertimbangan komersial

Karena penerbit adalah badan usaha, maka hanya buku yang laku sajalah yang diterbitkan. Tentunya hal ini memerlukan kejelian dan prediksi yang tepat. Hal ini bisa didapat dengan membaca situasi, masyarakat pembeli buku, dan pengalaman bertahun-tahun.

 

  • Pertimbangan Keamanan

Agar penerbit tidak dibebani resiko dekemudian hari karena buku yang diterbitkannya. Keamanan disini adalah keamanan politik juga keamanan moral

 

 

  1. Editor

Bila naskah sudah diterima maka dieditlah bahasanya, maksudnya adalah bahasanya diperbaiki dan diedit agar mudah dibaca sehingga semakin laku dipasaran. Namun hal ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi substansi buku tersebut.

  1. Menentukan perwajahan

Yang dimaksud perwajahan adalah penampilan sampul, penataan layout, pemilihan huruf dan font dengan pertimbangan masyarakat pembaca, anak-anak, dewasa, orang tua, atau semua umur.

  1. Memilih percetakan

Langkah langkah pertimbangan memilih percetakan adalah :

  • Lihat beberapa hasil contoh cetakannya. Bersihkan hasilnya, meratakah tintanya dan tajamkah hasil cetakannya.
  • Wawancara sudah berapa lama berdiri. Semakin lama biasanya akan semakin bagus karena lebih berpengalaman.
  • Pilihlah percetakan yang bisa tepat waktu.

 

Pengarang

Pengarang adalah pemilik naskah yang sah yang dilindungi Undang-Undang. Pengarang mempunyai hak penuh atas karyanya, ia dapat melimpahkan karyanya kepada siapa saja dan sebagai apa. Sehingga hanya dari izin pengarahlah naskah tersebut dapat diterbitkan.

  • Imbalan

Dari setiap karya yang diterbitkan, pengarang berhak untuk mendapatkan imbalan atau royalti. Adapun besarnya tergantung perjanjian saat penyerahan pertama.

 

 

Percetakan

Pada percetakan naskah diproses, meliputi : setting, layout, proof, koreksi, pembuatan pelat, dan pencetakan

PROSES PENERBITAN BUKU

 

Menurut Manik Purba yang dikutip dalam sebuah website mengemukakan bahwa proses penerbitan buku adalah sebagai berikut :

  1. Misalkan anda sebagai pengarang ingin menegajukan naskah kumpulan puisi ke penerbit A.
  2. Yang anda ajukan cukup naskahnya dalam bentuk ketikan (misalnya Ms. Word) dan bisa disertai print outnya agar memudahkan penerbit dalam memproses naskah tersebut. Penerbit biasanya memberikan banyak kemudahan bagi pengarang yang sudah banyak mengarang buku. Penerbit mau saja menerima kiriman naskah melalui email dan sebagainya.
  3. Penerbit akan menentukan apakah naskah tersebut layak diterbitkan dan kirakira dibutuhkan masyarakat (ada penilaian terhadap isi naskah maupun kwalitas/bobot pengarangnya).
  4. Lalu penerbit akan mengontak pengarang dan membicarakan isi naskah maupun honor.
  5. Sistem honor tergantung sistem yang dianut oleh penerbit. Bisa bersifat langsam (seolah naskah tersebut dibeli oleh penerbit) dengan memberi harga pada naskah tersebut, misalnya dibeli seharga Rp 3.000.000.- dan dibayar secara sekaligus atau bertahap. Tergantung pengajuan penerbit dan disetujui oleh pengarang.
  6. Kerugian sistem ini bagi pengarang adalah: penerbit bisa mencetak naskah tersebut dalam jumlah banyak dan bisa dicetak beberapa kali, tanpa memberi honor tambahan lagi kepada pengarang.
  7. Bisa juga dengan sistem royalti dimana pengarang memperoleh persentase terhadap harga naskah/ buku tersebut. Rata-rata nilai royalti: 10% s/d 15% dari harga buku yang terjual. Pengarang-pengarang yang sudah terkenal sering ditawari honor yang tinggi karena penerbit yakin buku karangannya bakal laku keras. Misalnya: buku tersebut akan dicetak sebanyak 5.000 buah/eksamplar dan dijual dengan harga Rp 15.000.- per eksemplar. Maka pengarang akan memperoleh honor (dianggap semua buku terjual): 10% x 5.000 x Rp 15.000.- Sering pembayaran ini pun dilakukan secara bertahap misalnya 1 x 3 bulan atau 1 x 6 bulan. Bila buku tersebut dicetak ulang lagi, maka penerbit membuat perjanjian lagi dan pengarang akan memperoleh royalti lagi. Biasanya penerbit akan mengontak pengarang lagi untuk cetak ulang (karena bisa jadi pengarang tidak bersedia lagi dan mau pindah ke penerbit lain).
  8. Dengan menggunakan softcopy naskah yang diberikan dalam bentuk ketikan Microsoft Word tersebut, penerbit akan mengolahnya dan mengatur layout serta membuat desain covernya. Desain cover bisa juga diajukan oleh pengarang bila pengarang juga seorang yang ahli dalam desain. Setelah desain cover dan layout isi buku telah selesai, maka akan dimulai proses cetak.
  9. Proses cetak sering dimulai dengan mencetak contoh (dummy) dulu dan melihat hasilnya agar kelak tidak terjadi kesalahan besar. Setelah itu akan dilakukan proses cetak sejumlah yang diinginkan (misalnya: 5.000 buah buku).
  10. Penerbit akan memberikan buku contoh hasil cetakan bagi pengarang untuk file pribadinya dan kemudian penerbit akan melakukan pembayaran kepada pengarang sesuai perjanjian yang telah disepakati/ditandatangani. Bila buku tersebut ingin dicetak terus dan ternyata pengarangnya telah meninggal, maka perjanjian dan hak pembayaran royalti akan diberikan kepada ahli waris (istri/ anaknya) dan seterusnya penerbit akan berurusan dengan ahli warisnya.
  11. Penerbit akan menyebarkan buku tersebut ke toko buku untuk dibeli oleh masyarakat.
  12. Perjanjian Royalti adalah antara pengarang dan penerbit, sedangkan Hak Cipta adalah Hak Pengarang yang bisa diurus oleh pengarang dengan mendaftarkannya ke Departement Kehakiman dan HAM, Direktorat Hak Cipta. Penerbit tidak mengurus Hak Cipta karena Hak Cipta adalah urusan pengarang (kecuali naskah tersebut telah dibeli oleh Penerbit dan sepenuhnya menjadi hak milik penerbit). Tidak banyak buku yang didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang, biasanya buku-buku yang sangat terkenal atau buku yang bakal dibutuhkan terus yang didaftarkan Hak Ciptanya oleh pengarang.

 

 

 

 

PANDUAN PENULISAN DAN PENERBITAN BUKU TEKS PENERBIT ERLANGGA

 

Sampul Buku

Sampul buku bagian depan memuat:

  1. Judul buku : Judul harus spesifik dan relevan sesuai dengan isi buku dan menggunakan kata-kata kunci dan powerful.
  2. Nama penulis : Nama penulis ditulis lengkap, tidak menggunakan nama samaran sesuai dengan ketentuan penulis buku ilmiah.
  3. Logo atau nama penerbit bila sudah diterbitkan.

 

Bagian pembuka

Bagian pembuka buku terdiri dari:

  1. Halaman hak cipta (copyright) untuk buku yang diterbitkan.
  2. Kata Pengantar (Forewords)

Isi kata pengantar biasanya terdiri dari: alasan penulis menulis buku tersebut tujuan, cakupan isi buku, cara pengunaannya, ucapan terima kasih atas semua pihak yang membantu hingga buku tersebut terbit

  1. Daftar isi terdiri dari judul bab (chapter title), judul sub-bab (headings) dan judul sussub bab (sub-headings). Daftar isi disusun:
  • Berdasarkan urutan proses, untuk buku yang berhubungan dengan keterampilan (skill), metode atau cara melakukan sesuatu,
  • Dari yang umum ke yang specifik untuk buku yang berkaitan dengan pengetahuan (cognitive), teori, konsep atau kebijakan.
  • Dari tingkat pemahaman yang sederhana ke tingkat yang semakin sulit untuk buku yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, ilmu murni/pasti, dsb.

Bagian utama

Bagian utama terdiri dari judul-judul bab. Jumlah bab disarankan minimal ada enam (6) judul bab untuk buku dengan minimal enam puluh (60) halaman dalam kertas A4, font 12 dengan satu spasi.

Isi bagian utama

  1. Judul-judul bab merupakan bagian-bagian judul buku yang paling relevan.
  2. Judul bab sebaiknya berupa frasa bukan kalimat atau pertanyaan dan kosisten.
  3. Judul bab harus benar-benar relevan dengan judul buku dan saling mengikat/berhubungan satu dengan yang lainnya
  4. Judul sub-bab (headings) harus relevan dan mempunyai ikatan yang kuat dengan judul bab. Judul sub-bab didukung oleh judul sub-sub bab (sub-headings) yang relevan.
  5. Judul bab tidak mengulang judul buku, judul sub-bab tidak mengulang judul bab. (Overlapping harus dihindari).

 

Pendahuluan

Dalam buku ilmiah atau ilmiah popular, pendahuluan sudah termasuk isi buku atau merupakan bab 1 (pertama); Judul bab tidak harus Pendahuluan tetapi isinya kurang lebih sama yaitu mencakup:

  1. Pengertian judul secara lengkap
  2. Perkembangan/latar belakang judul
  3. Ruang lingkup bahasan & uraian penjelasannya
  4. Tantangan mendatang

 

Penulisan Bab

Setiap bab mengandung tiga komponen: paragraf pembuka, paragraf utama dan paragraf penutup serta dekorasi. Peragraf pembuka untuk mengarahkan, memusatkan pikiran atau menarik pembaca pada substansi yang akan dibaca.

 

Paragraf pembuka

Paragraf memberikan latar belakang (gambaran umum) dan singkat tentang judul bab. Secara struktural, paragraf pembuka menyebutkan sejumlah sub-bab yang akan dibahas. Lebih rinci isi paragraf pembuka menurut Leo et al, 2007:29 adalah sebagai berikut:

  1. memberikan latar belakang informasi singkat tentang judul bab kepada pembaca;
  2. merangsang minat pembaca untuk terus melanjutkan membaca bagian berikutnya;
  3. menunjukkan susunan atau organisasi isi bab;
  4. memberitahukan bagian-bagian utama bab (sub-judul bab).
  5. menyatakan tujuan setiap bab/pelajaran yang akan dicapai.

 

Latar belakang menjawab sebagian dari pertanyaan berikut :

Apa, Di mana, Kapan Siapa, Mengapa atau Bagaimana? (ADIK SIMBA)

  1. Apakah masalah judul bab tersebut?
  2. Di mana masalah itu timbul?
  3. Kapan masalah itu timbul?
  4. Siapa actor atau orang yang terlibat di dalam masalah tersebut?
  5. Mengapa atau bagaimana masalah itu timbul?

Tehnik menarik pembaca dalam paragraf pembuka pada 5M:

  1. Menyatakan perkembangan masalah yang ada
  2. Memprovokasi atau merangsang perasaan pembaca
  3. Mengungkapkan fakta yang paling menonjol
  4. Menyatakan dengan ungkapan yang lucu atau meledek
  5. Mernyatakan kepercayaan, perhatian, atau pendapat masyarakat pada umumnya.

 

Paragraf utama

Paragraf utama membahas semua sub-judul (bagian-bagian) yang disebutkan dalam paragraf pembuka. Bagian-bagian paragraf utama mengikuti alur logis yang mengalir dan pertaliannya logis (coherent) mendukung dan mengembangkan ide utama. Ide utama biasanya berupa frasa dan muncul dalam kalimat utama yang pada umumnya merupakan kalimat pertama dalam setiap paragraf. Namun demikian para penulis yang sudah ahli mencantumkan ide utama tersebut tidak dalam kalimat pertama paragraf melainkan di tengah atau akhir paragraf. Setiap paragraf mengandung: (a) Kalimat utama (topic sentence) yang di dalamnya terkandung ide utama; ((b) Kalimat penjelas utama yang mendukung kalimat utama; (c) Kalimat penjelas berikutnya yang kendukung kalimat penjelas utama serta kalimat penjelas berikutnya; (d) kalimat penutup paragraf khusus untuk paragraf yang panjang bila diperlukan.

 

 

Paragraf penutup

Paragraf penutup biasanya berisi ringkasan, pernyataan ulang atau kesimpulan dilengkapi dengan komentar atau harapan penulis untuk dipikirkan atau disikapi oleh pembaca. Sering juga ditemukan latihan, pertanyaan, soal-soal, kasus, atau masalah yang berhubungan dengan judul bab untuk mengetahui pemahaman dan melatih keterampilan pembaca.

 

Dekorasi

Dekorasi perlu dibuat untuk menghilangkan kejenuhan pembaca, menarik perhatian pembaca, membuat pembaca lebih mudah memahami isi, dan untuk menghias tampilan. Dekorasi bab biasanya berupa gambar, ungkapan (kutipan), diagram, tabel, foto, ilustrasi dan sebagianya yang berhungan dengan bahasan bab.

 

Bahasa

Bahasa yang digunakan jelas, halus dan menarik, efisien dan konsisten mengikuti standar aturan penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Paragraf, kalimat dan kata tidak mengandung kesalahan yang serius. Jargon (istilah asing dalam bidang tertentu) boleh digunakan istimewa bila tidak sinonim yang pas untuk jargon tersebut. Slang (bahasa prokem, gaul, plesetan) tidak digunakan dalam buku ilmiah dan kata-kata ambigu serta tabu harus dihindari.

 

Bebas dari pelanggaran

Pelanggaran harus dihindari dalam tulisan akademis. Pelanggaran mencakup plagiarisme, libel, slander, isu-ise yang menyebabkan konflik dan mengandung gagasan yang tendensius. Plagiarisme yaitu menggunakan gagasan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya. Kutipan ditulis sesuai dengan aturan yang berlaku. Libel merupakan pernyataan atau gambar yang tidak fair (salah) sehingga menimbulkan konflik antar suku, agama dan ras (SARA). Slander mengandung informasi yang salah dan sengaja dimasukan untuk menyatankan kejahatan atau kejelekan orang lain. Isu-isu yang menimbulkan konflik dan pendapat yang tenedesius juga perlu dihindari.

 

 

Penomoran

Buku text sekarang pada umumnya hampir tidak menggunakan nomor atau kalau mau pakai maksimal dua digit. Bila lebih dari dua digit, buku tersebut akan terlihat seperti buku ilmiah murni (skripsi, tesis, desertasi atau artikel jurnal) dan bukan buku text atau ilmiah populer. Penomoran 1.1, 1.2, dst. biasanya untuk gambar, ilustrasi atau diagram yang ada pada bab tersebut. Untuk mengurangi deretan nomor, pointers, daftar, dsb., kita gunakan paragraf dalam menjelaskan setiap nomor atau pointers. Kita pastikan bahwa buku memberikan informasi lengkap setiap aspek yang dibahas dalam bentuk narasi, bukan hanya pointpointnya saja.

 

 

Bagian penutup

Bagian pentup buku berisi daftar rujukan, lampiran (appendices) dan Biodata/CV penulis.

  1. Daftar rujukan

Buku sebaiknya memunyai rujukan minimal dua puluh (20) sumber, ini sama dengan syarat minimal jumlah referensi tugas akhir/skripsi mahasiswa DIV atau S1. Jumlah halaman. Daftar rujukan disusun sesuai atauran American Psychologist Association (APA), Modern Language Association (MLA) atau aturan lainnya.

  1. Lampiran

Lampiran berisi index, glossary, kunci jawaban, tapescript, dan informasi penting lainnya.

  1. Biodata/CV mencantumpakan pendidkan, pengalaman praktis dan akademis yang memberiakan kontribusi gagasan penulisan buku.
  2. Blurb (sampul belakang buku) merupakan penjelsan singkat tujuan dan isi buku dari penulis untuk menarik perhatian calon pembaca/pengguna buku agar membeli buku.

 

Jumlah halaman

Jumlah halaman draft naskah/buku diupayakan minimal enam puluh (60) halaman dengan kertas ukuran A4, ukuran huruf dua belas (12) Times New Roman dan berjarak satu spasi. Ini bisa dimengerti karena kajian sebuah judul buku akan dangkal bila kurang dari 60 halaman. Penerbit Gramedia mengharap buku yang diterbitkan berjumlah minimal 100 halaman dengan ukuran buku standar, jumlah 60 halaman draft tersebut di atas kurang lebih sama dengan 90 halaman bila sudah terbit.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Amelia, Y. dan  Kristanto H. 2014. Program Bantu Layanan pada Bagian Proses Penerbitan Buku UmumStudi Kasus: Penerbit Andi. Jurnal EKSIS Vol 07 No 02 November 2014: halaman 95 – 104

Dewi, K. dan  Proboyekti U. 2014. Implementasi Weighted Sum Model dan Least Square Method dalam Pemberian Nilai Dukung Kelayakan Penerbitan Buku Studi Kasus : Penerbit Andi. Jurnal EKSIS Vol 07 No 01 Mei 2014: halaman 13 – 27

Djuhro S M.Dunia Penerbitan dan Proses Lahirnya Sebuah Buku. Al-Maktabah

Erlangga Press. http://www.erlangga.col.id Panduan Penulisan & Penerbitan Buku Teks Penerbit Erlangga. Diakss pada 29 Maret 2016 21.15